Friday, 10 September 2010
Seluruh umat muslim bersuka cita merayakan Lebaran. Dengan penampilan terbaik, mereka berbagi kebahagiaan memasuki masa 'bersih kembali' seiring berakhirnya Ramadan bersama keluarga dan kerabat.
Suasana Lebaran begitu kental di negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim. Di sejumlah negara Arab, masyarakat menandai Lebaran 1 Syawal dengan mengikuti ibadah Al-Mashhad atau salat Ied di masjid-masjid besar terdekat.
Setelah berucap syukur atas keberhasilan puasa sebulan penuh, sama seperti di Indonesia, mereka akan berkumpul di rumah keluarga tertua untuk bersilaturahmi. Semarak Lebaran biasanya ditandai dengan pesta makan siang dengan menu-menu khas.
Jika di Indonesia ada ketupat dan opor, negara-negara Arab juga punya menu khas yang seolah wajib ada setiap Idul Fitri. Menu khas itu antara lain debyaza, semacam puding aprikot; halawa Turki, puding tradisional Turki; dan ta'teema, penganan khas dengan pilihan keju, mentega, selai dan telur matang.
Beberapa makanan itu biasanya disiapkan sejak tiga hari menjelang Lebaran. Debyaza dan halawa Turki membutuhkan waktu pengolahan cukup lama karena ada proses pendinginan. "Makanan ini biasanya disimpan di kulkas sampai Lebaran tiba," ujar Hanan Mohammed, 47, seorang ibu rumah tangga di Arab.
Sementara generasi muda di Arab, mulai memasukkan kudapan cokelat dalam sajian Lebaran untuk menjamu tamu. "Ini tradisi baru karena anak-anak jaman sekarang umumnya tidak suka permen biasa, jadi kami mulai menawarkan cokelat untuk semua orang," kata Aminah Sadeg, 70, seorang ibu rumah tangga. "Setiap rumah biasanya memiliki berbagai macam piring atau keranjang berisi berbagai jenis cokelat." (kd)
Sumber
VIVAnews
Website yang berhubungan :
Info Teknologi
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
0 comments:
Post a Comment