Sunday, 26 September 2010


LONDON--MI: Para ilmuwan menemukan bahwa hormon oksitosin dapat membantu mengatasi orang yang memiliki masalah dalam bersosialisasi, salah satunya rasa malu.

Oksitosin dijuluki sebagai "hormon cinta" dikenal meningkatkan empati dan ikatan, terutama orang tua dan anak-anak. Hormon ini berada dalam tubuh secara alami.

Sekarang para peneliti menemukan bahwa oksitosin meningkatkan kemampuan bersosialisasi bagi si pemalu. Tetapi, oksitosin hanya memiliki sedikit efek bagi mereka yang memiliki rasa percaya diri secara alami.

Penemuan ini bisa berpengaruh bagi mereka yang bermasalah dalam sosialisasi, sering terlihat pada kondisi seperti autisme. Penelitian ini dipublikasikan dalam Psychological Science.

Telegraph mewartakan, para peneliti di Seaver Autism Center for Research and Treatment Israel dan Universitas Columbia meneliti apakah hormon itu bisa membuat kita lebih memahami yang orang lain.

Mereka melakukan tes pada 27 pria sehat. Para pria itu diberi hormon atau placebo melalui semprotan hidung dan mereka diminta melakukan tugas untuk mengukur kemampuan mereka dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain.

Kegiatan itu termasuk melihat peserta lain mendiskusikan momen emosional dalam hidup mereka. Mereka kemudian diminta memberikan penilaian mengenai apa yang mereka rasakan.

Para ilmuwan juga mengukur kompetensi sosial para peserta dengan menggunakan tes yang disebut AQ, yang biasa digunakan pada penderita autis.

Mereka menemukan bahwa oksitosin meningkatkan kemampuan empati, tetapi hanya diantara mereka yang kurang pandai dalam bersosialisasi.

Peserta yang pandai bersosialisasi melakukan tugas dengan baik meski mereka diberi oksitosin atau tidak. Tetapi, mereka yang kurang pandai bersosialisasi melakukan tugas dengan baik berkat oksitosin, dengan kemampuan empati mereka serupa dengan peserta yang pandai bersosialisasi.

Profesor Jennifer Bartz dari Mount Sinai School of Medicine mengatakan oksotosin dipercaya membuat semua orang lebih empati dan memahami orang lain.

"Penelitian kami bertentangan dengan itu. Malahan, oksitosin tampak membantu hanya bagi mereka yang kurang pandai bersosialisasi," katanya.

"Data kami menunjukkan bahwa oksitosin secara selektif meningkatkan kesadaran sosial pada orang yang kurang pandai bersosialisasi, tetapi memiliki sedikit pengaruh pada mereka yang pandai bersosialisasi," kata Profesor Bartz.

Bartz menambahkan bahwa harus ada penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini menyoroti potensi oksitosin untuk mengobati orang yang memiliki gangguan dalam bersosialisasi seperti autisme. (Ant/OL-9)



Sumber
mediaindonesia

Website yang berhubungan :
Info Teknologi
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: