Monday, 8 November 2010

Oscar Lawalata Menenun Masa Depan


Desainer muda Indonesia Indonesia, Oscar Lawalata berkolaborasi dengan desainer tekstil asal Inggris, Laura Miles. Kedua pecinta kain ini bertemu pertama kali dalam International Young Creative Entrepreneur (IYCE) 2009. Dari situ mereka lalu bekerjasama dengan beberapa asosiasi kain tenun, membuat pelatihan untuk para penenun tradisional Indonesia di Garut, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur sambil melakukan penelitian seputar kain tenun.

"Saya banyak didukung oleh asosiasi tekstil. Kita lebih banyak memberikan workshop, penenun yang bisa menjaga kualitas karyanya kita akan beli. Target kerjasama dengan para penenun memang jangka panjang. Sampai saat saya bekerjasama dengan sekitar ratusan penenun," kata Oscar di acara Jakarta Fashion Week 2010/2011.

Oscar dan Laura mencoba mempelajari teknik yang digunakan oleh para penenun sambil mengajarkan mereka bagaimana membuat kain tenun yang lebih berkualitas dan bisa lebih diterima oleh industri. Kolaborasi tersebut berlanjut hingga mereka menampilkan karya kolaborasi pertama mereka di Jakarta Fashion Week 2010/2011. Koleksi ini ditampilkan pada pagelaran bertajuk Oscar Lawalata Culture: Weaving The Future.

"Kemampuan penenun tidak perlu diragukan lagi. Tetapi mereka harus didampingi agar menghasilkan kain tenun yang berkualitas dan bisa lebih diterima bukan hanya oleh pasar nasional tetapi juga internasional," kata Oscar.

Selama lima bulan, curahan kreatif dari Laura dan Oscar untuk pengolahan kain tenun Garut dan Nusa Tenggara Timur pun bergerak semakin nyata sejalan dengan proses desain yang berujung pada serangkaian busana siap pakai. Karya mereka dipresentasikan dengan tajuk 'The End to the Beginning: The Cocoon Chronicle'.

Proses Oscar dan Laura mengeksplorasi kain tenun sutra dilakukan tanpa melepas pakem tradisi. Konstruksi lekuk etnik modern yang menjadi kekuatan desain Oscar terbalut dalam reka struktur eksplorasi garis, bentuk, dan warna.

"Waktu saya ke London, bertemu dengan Laura, dia sangat tertarik dengan tenun tangan. Kita kemudian bertukar ilmu, dengan latar belakang desainer tekstil, ilmunya bisa diadaptasi oleh para penenun. Laura ikut ke Garut dan NTT. Dari situ kami kemudian berkolaborasi,"

"Komitmen para penenun agar tetap menghasilkan karya yang berkualitas ini agak sulit karena mereka berpikiran made by order, tentunya motif ekonomi. Jadi banyak penenun yang menggandakan jumlah benang yang digunakan agar proses menenun lebih cepat," kata Laura Miles.

Untuk koleksi kali ini, rancangan Oscar terlihat menonjolkan kain tenun berkualitas dengan motif cantik. Potongan busana juga cenderung sederhana tetapi memesona. Seperti tube dress dari kain tenun, rok lipit, dan gaun leher V dengan detail cantik di bagian lengan. Kolaborasi perdana Oscar dan Laura sangat berhasil karena menampilkan kain tenun Indonesia yang sering dianggap kaku, menjadi elegan dan tentunya berkesan modern.

Info Jakarta Fashion Week 2010/2011 selengkapnya dapat dilihat di www.jakartafashionweek.co.id


Sumber
VIVAnews

Website yang berhubungan :
Info Teknologi
Sentuhan Rohani
Trik and Tips
Info Pendidikan
Info Kesehatan
Forum Di Web
Puisi-Puisi Ku

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: