Saturday, 20 March 2010

Cengkeh, "Superfood" Baru


Jangan pernah menyepelekan cengkeh. Jenis tanaman rempah ini diklaim para peneliti sebagai healthy super spice karena kandungan alami antioksidannya yang tinggi. Para ahli di Spanyol, melalui riset terbarunya, menemukan bahwa cengkeh layak dijuluki antioksidan terbaik karena kadar fenolnya yang sangat tinggi.

Antioksidan sebelumnya dikenal sebagai zat penting untuk membuat makanan menjadi tetap awet dan segar sehingga temuan pada cengkeh ini akan memiliki dampak yang luas bagi industri makanan. Para ahli juga percaya apabila cengkeh memberikan manfaat besar bagi kesehatan.

Profesor Juana Fernández-López dari Universitas Miguel Hernández mengatakan, cengkeh adalah bumbu rempah yang memiliki keunggulan. "Dari lima jenis antioksidan yang diuji coba, cengkeh memiliki kapasitas untuk menghasilkan hidrogen, mengurangi peroksidasi lemak, dan merupakan penurun kandungan besi terbaik," ujarnya

Riset ini juga digadang-gadang sebagai kemenangan bagi yang mendukung pentingnya konsumsi makanan alami karena cengkeh dapat menggantikan antioksidan sintetis yang saat ini banyak digunakan pabrikan untuk membuat makanan menjadi tahan lama.

Para peneliti yang memublikasikan temuannya dalam jurnal Flavour and Fragrance edisi terbaru ini menempatkan cengkeh pada peringkat teratas, mengungguli jenis antioksidan alami lainnya.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan antioksidan alami pada bumbu yang digunakan dalam diet Mediteranian atau ekstraknya merupakan pilihan yang layak bagi industri makanan sepanjang karakteristik dari produksi makanannya tidak terpengaruh. Kandungan dalam cengkeh menunjukkan kapasitas antioksidan yang tinggi dan mungkin memberikan manfaat bagi kesehatan," ujar Juana Fernández-López.

Dalam risetnya, para ahli juga mengevaluasi efek minyak esensial dari berbagai bumbu yang digunakan dalam diet Mediteranian, seperti oregano, thyme, rosemary, dan sage. Mereka mencoba mencari tahu apakah beragam jenis bumbu ini dapat diaplikasikan sebagai antioksidan alami pada produk makanan, terutama daging.



Sumber
JAKARTA, KOMPAS.com

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: