Friday, 12 March 2010
Dibandingkan zat gizi lain, serat pada makanan sering kurang diperhitungkan. Makanan berserat dipandang sebelah mata dan dianggap hanya bermanfaat untuk mencegah konstipasi atau sembelit. Orang sering merasa sudah tercukupi kebutuhan seratnya hanya karena sudah merasa lancar buang air besarnya. Padahal berdasarkan penelitian, konsumsi serat rata-rata orang Indonesia ternyata baru mencukupi 1/3 dari kebutuhan seharusnya. Tidak heran bila kegemukan, penyakit kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung koroner, stroke menjangkiti masyarakat Indonesia. Adapun tipe serat berdasarkan mekanisme kerjanya, adalah:
1. Serat larut
Perasaan penuh di perut berasal dari serat larut. Ini juga membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes dan kadar kolesterol. Diantara sumbernya adalah sayuran, buah dan produk kedelai.
2. Serat tak larut
Bermanfaat mencegah sembelit dan buang air besar keras. Jangan lupa untuk banyak minum jika anda banyak makan serat. Diantara sumbernya adalah sereal, kulit buah dan kacang-kacangan.
Ada banyak alasan mengapa harus mengkonsumsi serat dalam makanan sehari-sehari. Selain mampu menurunkan kadar kolesterol juga mampu melawan penyakit jantung. Serat sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Untuk itulah, kita sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi serat yang cukup setiap harinya. Ada beberapa manfaat sehat serat, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk jantung sehat
Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi penyebab utama kematian hampir di setiap negara. Dari penelitianii, ada hubungan langsung antara konsentrasi kolesterol darah dengan PJK. Dilihat dari jenisnya, serat jenis larut air diyakini sangat efektif dalam membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah hingga 5% karena kemampuannya dalam menjerat lemak dan membuangnya melalui kotoran agar tidak diserap oleh tubuh.
2. Membantu menjaga berat badan ideal (diet sehat)
Makanan berserat tinggi biasanya juga berkalori rendah. Kalori tinggi jika tidak diimbangi dengan pembakaran energi yang seimbang adalah biang dari kegemukan. Selain itu serat khususnya yang larut air, mampu menghambat laju penyerapan gula darah dan lemak, serta memberikan efek kenyang yang lebih lama untuk menunda keinginan makan.
3. Mencegah sembelit dan wasir
Menurut riset klinis, konsumsi serat tinggi, akan menghasilkan tinja dengan massa lebih besar, sehingga merangsang gerakan peristaltik usus besar untuk menekan tinja keluar. Selain itu serat juga membentuk tinja yang lunak dan licin sehingga tidak keras atau menyakitkan saat dikeluarkan.
Karena serat bermanfaat dalam pembentukan tinja yang lunak dan besar, maka kerja otot usus besar tidak terlalu berat untuk mengeluarkannya. Tinja yang keras dan selalu mengejan setiap kali buang air besar akan membuat otot usus besar menjadi melemah dan berisiko terjadi wasir atau pelebaran pembuluh darah pada anus.
4. Mencegah risiko diabetes
Tidak hanya gula, namun juga karbohidrat di dalam tubuh yang akan diubah menjadi gula darah dengan enzim pencernaan tertentu. Hasil penelitian pada hewan percobaan dan manusia mengungkapkan bahwa kenaikan kadar gula darah dapat ditekan jika karbohidrat dikonsumsi bersama serat makanan khususnya yang serat larut air. Ini akan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes, baik tipe I maupun tipe II.
5. Mencegah gangguan usus (Divertikulosis)
Berdasar penelitian, hampir sebagian orang dewasa usia mulai 45-an tahun menderita divertikulosis. Kondisi ini terjadi karena tekanan usus yang menyebabkan munculnya tonjolan-tonjolan abnormal pada dinding usus besar berbentuk semacam bisul. Tonjolan tersebut dapat mengikat kotoran (tinja) sehingga terjadi radang yang menyakitkan. Serat makanan dapat mendorong tinja agar mudah dikeluarkan, sehingga tonjolan dapat mengecil dan lama-kelamaan akan hilang. Meskipun tak menyembuhkan, serat dapat membantu mencegah divertikulosis.
6. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh
Pada usus besar kita banyak hidup bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan dan daya tahan tubuh menghadapi serangan bakteri jahat yang terbawa oleh makanan yang dikonsumsi. Serat khususnya yang larut merupakan prebiotik sebagai makanan bagi bakteri baik atau sering disebut probiotik. Fermentasi serat dalam usus besar meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil asam laktat, yang membantu mencegah akumulasi zat racun dan bakteri patogen penyebab penyakit.
7. Untuk tampilan otot lebih padat
Sayur-mayur kaya serat seperti brokoli, kembang kol, dan bayam, memiliki kandungan yang disebut indoles. Indoles dapat sedikit menekan tingkat estrogen pada pria dan sedikit meningkatkan kadar testoteron. Hal ini sangat kondusif untuk mencapai tampilan fisik yang lebih keras dan padat, serta sintesa protein yang lebih baik untuk pembentukan otot.
8. Mencegah kanker
Konsumsi serat diyakini dapat mencegah kanker usus. Para peneliti mencermati bahwa serat dapat membantu menjaring zat-zat penyebab kanker dan lalu membuangnya dari dalam usus. Bahkan sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 26 gram serat per hari memiliki risiko 25% lebih kecil atas kanker usus dibandingkan partisipan yang hanya mengkonsumsi 8 gram.
(Disadur dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment