Saturday, 6 March 2010


Salah satu obat pembunuh rumput yang paling umum digunakan diketahui mengubah katak jantan jadi betina. Percobaan terbaru memperlihatkan dampak lengkap pertama dari atrazine.

Obat itu telah diketahui mengganggu hormon dan salah satu “tersangka” utama merosotnya hewan amfibi seperti katak di seluruh dunia.

“Katak jantan yang terpajan atrazine kehilangan sifat maskulin (terkebiri secara kimiawi) dan benar-benar menjadi betina saat dewasa,” tulis Tyrone Hayes dari University of California Berkeley dan rekannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Science.

Bahan kimia itu telah terbukti mengganggu perkembangan dan membuat katak mengembangkan sifat jantan dan betina yang disebut hermaphroditism. Studi atas 40 katak jantan memperlihatkan proses tersebut bahkan dapat berlangsung lebih jauh lagi, kata Hayes.

“Sebelumnya, kami tahu ada lebih sedikit katak jantan dibandingkan seharusnya, dan ada hermaphrodite. Sekarang, kami secara jelas telah memperlihatkan bahwa banyak hewan ini adalah jantan yang berubah jenis,” kata Hayes di dalam satu pernyataan.

“Atrazine telah mengakibatkan ketidakseimbangan hormon yang membuat mereka berkembang jadi jenis yang berbeda, dalam arti susunan dasar genetika mereka.”

Namun dampak bahan kimia itu pada manusia masih sangat tak jelas. Katak memiliki kulit yang tipis sehingga dapat menyerap bahan kimia dengan mudah, dan hewan tersebut bernafas di air yang tercemar.

Uni Eropa melarang penggunaan atrazine pada 2004. Temuan itu mungkin menambah tekanan atas Amerika Serikat agar secara lebih seksama mengatur bahan kimia tersebut, yang digunakan secara luas di sektor pertanian.

(Harian Singgalang)

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: