Saturday, 1 May 2010
Belakangan ini muncul isu bahaya pemanis buatan atau aspartam. Bagaimanakah sebenarnya Aspartam ini, amankah dikonsumsi?
Aspartam adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa). Aspartam memang dikenal sebagai gula diet. Tak mengherankan, bagi wanita yang sedang menjalani program mengurangi berat badan membawa gula diet kemasan sachet ini ke mana-mana.
Selain itu, aspartam juga banyak digunakan untuk minuman ringan dan minuman berenergi.
Selain kandungan rendah kalori, aspartam memiliki beberapa keunggulan, antara lain rasa manis yang hampir sama dengan gula, tanpa rasa pahit, dan tidak merusak gigi.
Gosip miring tentang aspartam kembali marak di masyarakat balakangan ini. Gosip lewat SMS, Blackberry Messenger dan E-mail ini muncul dengan mengatasnamakan IDI dan BPOM. BPOM kemudian mengumumkan bantahannya terkait isu miring ini, dalam surat edaran yang ditulis melalui situs www.pom.go.id.
BPOM menyebutkan, aspartam dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009. Codex Alimentarius Commision (CAC) adalah Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur.
Beberapa institusi International seperti FDA (Food and Drugs Administration), EFSA (European Food Safety Authority), AMA (American Medical Asociation), JECFA (The Joint Expert Committee on Food Additives), dan lainnya pun menyatakan hal yang sama dengan BPOM bahwa aspartam aman digunakan.
Sehingga dapat dikonsumsi baik oleh penderita diabetes, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Namun demikian, bagi penderita fenilketonuria (penyakit genetik yang sangat langka) tidak dianjurkan mengkonsumsi aspartam. Kasus fenilketonuria sampai saat ini tidak ditemukan di Indonesia.
Hasil penelitian di Amerika dilaporkan bahwa perbandingan penderita fenilketonuria adalah 1: 15.000 orang saja.
Dalam upaya meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya FDA memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan.
Ukuran asupan harian atau acceptable daily intake (ADI) yang diperbolehkan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI untuk aspartam adalah 40 milligram per kilogram. (jon)
Sumber
VIVAnews
0 comments:
Post a Comment