Saturday, 1 May 2010

Tak Ada Bukti Alzheimer Dapat Dicegah


Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.

Sebuah panel ahli yang terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati puluhan riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi pencegahan..

"Kami berharap dapat mengatakan pada orang-orang bahwa minum pil atau mengisi teka-teki silang setiap hari akan mampu mencegah penyakit tersebut. Tetapi bukti yang ada saat ini tidak mendukung harapan itu," kata Dr Martha Daviglus dari Northwestern University di Chicago, yang memimpin panel tersebut.

Sebagian besar penelitian yang dilakukan sejauh ini hanya menunjukkan kaitan, bukan penyebab atau dampak, kata Daviglus. "Kaitan ini adalah contoh klasik dari kebingungan antara ayam atau telur. Apakah orang mampu bertahan dengan kondisi mental yang tajam dalam jangka waktu yang panjang karena mereka aktif secara fisik dan berinterkasi secara sosial atau apakah mereka dapat tetap aktif secara fisik dan berinteraksi sosial karena mereka memiliki kondisi mental yang tajam," katanya.

Sebanyak 15 ahli bertemu dalam konferensi ilmu pengetahuan untuk mengarahkan riset masa depan pada bidang studi yang penting. Mereka meliputi para ahli di bidang geriatri, perawatan jangka panjang, keperawatan, psikiatri dan bidang lain.

Tidak sepenuhnya dipahami Asosiasi Alzheimer menyebutkan sebanyak 5,3 juta orang AS menderita Alzheimer dan memperkirakan 16 juta orang akan menderita penyakit itu pada 2050.

"Penting bahwa kami, sebagai bangsa, untuk meningkatkan investasi secara signifikan dalam riset tentang Alzheimer’s," kata kelompok itu.

"Total pembayaran untuk kesehatan dan layanan perawatan kesehatan jangka panjang bagi orang-orang yang menderita Alzheimer dan penyakit demensia lain akan mencapai 172 miliar dolar AS dari semua sumber pada 2010."

Panel itu menemukan, ada definisi yang tidak konsisten tentang penyakit Alzheimer dan penurunan kondisi kognitif yang menyebabkannya. Para dokter juga tidak sepenuhnya memahami bagaimana penyakit itu berkembang. Contohnya, ada ketidaksepakatan tentang apakah plak amiloid yang ditemukan dalam otak penderita menjadi penyebab penyakit itu atau hanya sekadar gejala. Saat ini hanya ada sedikit obat untuk mengobati Alzheimer, tetapi efeknya hanya sementara.

Genetika terlibat Baru-baru ini sejumlah ilmuwan di Inggris menemukan tiga gen baru yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer, sebuah temuan paling signifikan dalam 15 tahun terakhir. Melalui dua riset besar, tiga gen baru itu ditemukan bergabung dengan gen APOE4 yang lebih dikenal sebagai faktor risiko penyakit demensia.

"Jika kami dapat menghilangkan efek yang merusak dari gen itu, kami dapat mengurangi jumlah orang penderita Alzheimer hnggaa 20 persen," kata Julie Williams, profesor dari Neuropsychological Genetics di Universitas Cardiff Inggris kepada wartawan di London.

Serangan penyakit Alzheimer ditandai dengan kehilangan daya pikir secara bertahap, dan akhirnya dapat menjadi cacat mental total. Gejala awal Alzheimer adalah mudah lupa pada hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru. Penderita juga mengalami disorientasi waktu dan mengalami kesulitan fungsi kognitif yang kompleks seperti matematika atau aktivitas organisasi.

Alzheimer berat ditandai dengan kehilangan daya ingat yang progresif sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, disorientasi tempat, orang dan waktu, serta mengalami masalah dalam perawatan diri , seperti lupa mengganti pakaian.

Penderita penyakit itu biasanya juga mengalami perubahan tingkah laku seperti depresi, paranoia, atau agresif. Orang yang mempunyai riwayat keluarga Alzheimer mempunyai risiko mengalaminya dan risiko tersebut makin meningkat apabila kedua orang tua mengidap Alzheimer.

Faktor risiko lain yaitu trauma kepala yang serius, penuaan, pascamenaupause, defisiensi estrogen, riwayat keluarga dengan genotype ApoE positif, dan meningkatnya homosistein serum.



Sumber
CHICAGO, KOMPAS.com

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: