Sunday, 2 May 2010
Katak bisa terbang dan siput yang menembakkan panah cinta adalah dua dari 123 spesies baru yang ditemukan di Kalimantan dalam proyek melindungi hutan hujan tertua di dunia.
Pencarian spesies baru itu bagian dari proyek Jantung Borneo yang dimulai pada Februari 2007 dan didukung oleh WWF serta tiga negara yang berbagi pulau yang sama, Malyaisia dan Brunei.
Tujuannya adalah untuk konservasi 220.000 km persegi hutan hujan yang digambarkan oleh Charles Darwin sebagai salah satu “hunian berharga yang mewah dan hebat, dibuat oleh alam untuk dirinya sendiri”.
“Para penjelajah telah mengunjungi Borneo untuk berabad lamanya, tetapi kawasan sangat luas dengan segala interiornya belum secara biologis dieksplorasi,” ujar Adam Tomasek, pemimpin proyek Jantung Borneo WWF, Jumat (23/4).
Total spesies baru yang ditemukan terdiri dari 67 tanaman, 29 hewan invertebrata, 17 ikan, lima katak, tiga ular dan dua kadal.
Borneo telah lama dikenal sebagai pusat serangga monster, termasuk kecoa raksasa panjangnya berukuran 10 cm.
Jantung Borneo menjadikan pulau Kalimantan target usaha konservasi karena menjadi rumah bagi 10 spesies primata, lebih dari 350 spesies burung, 150 reptil dan amfibi serta 10.000 tanaman menakjubkan yang tidak ditemukan di belahan dunia mana pun.
Penjelajahan ilmuwan termasuk menemukan serangga batang terpanjang di dunia dengan ukuran 56,7 cm, ular berwarna api dan seekor katak yang bisa terbang seperti ninja serta bisa mengubah warna kulit dan matanya.
Katak itu bernapas dengan menggunakan kulitnya, karena tidak memiliki paru-paru yang membuatnya tampak lebih pipih. Bentuk aerodinamis tersebut memberikan kemampuan bergerak mulus dengan cepat tanpa hambatan.
Meskipun spesies tersebut pernah ditemukan pada tahun 1978, tetapi baru saat ini ilmuwan menyadari ada katak tidak punya paru-paru.
inilah
0 comments:
Post a Comment