Tuesday 20 April 2010


Walaupun tidak menjamin bebas dari kanker payudara, tetapi kehadiran obat-obatan pencegah kanker, khususnya untuk kelompok wanita dengan risiko tinggi, disambut baik oleh pasien. Hasil penelitian terbaru menunjukkan, dua jenis obat cukup efektif, asalkan diimbangi dengan mengurangi kegemukan.

Tamoxifen, yang sejak lama menjadi standar baku dalam terapi hormon, kini dinilai semakin efektif dan lebih tahan lama. Namun, obat terbaru, Raloxifene, dianggap lebih aman. "Tidak ada pemenangnya, keduanya pilihan yang baik dengan manfaat dan risiko yang berbeda," kata Dr Scott Lippman, pakar kanker dari University of Texas, AS.

Lippman baru-baru ini memublikasikan hasil penelitiannya mengenai efektivitas kedua jenis terapi obat pencegah kanker payudara. Penelitian yang didanai Pemerintah AS ini hasilnya dipublikasikan dalam pertemuan American Association for Cancer Research di Washington, AS.

Tamoxifen sudah digunakan secara luas untuk mengatasi kanker setelah pasien didiagnosis, sedangkan Raloxifene digunakan untuk terapi osteoporosis. Penelitian mendalam terhadap dua obat ini menunjukkan manfaatnya terhadap pencegahan kanker. Para dokter berharap hasil penelitian ini akan mendorong lebih banyak perempuan yang berisiko tinggi terkena kanker untuk mulai mengonsumsi obat.

Para pakar kanker memang tidak merekomendasikan penggunaan obat ini untuk perempuan yang memiliki risiko kelompok sedang. Mereka yang disarankan adalah yang memiliki faktor riwayat keluarga atau memiliki mutasi gen. Pada kelompok ini, obat-obatan tersebut memberikan hasil yang signifikan.

Tamoxifen memang mengurangi risiko kanker hingga setengahnya, namun studi juga menunjukkan bahwa penggunaan obat ini meningkatkan risiko kanker kandungan. Sebaliknya, Raloxifene hanya mengurangi risiko kanker 38 persen, tetapi memiliki efek samping lebih rendah.

Manfaat dan efek samping kedua jenis obat ini diteliti pada 20.000 perempuan menopause yang berisiko tinggi terkena kanker payudara. Mereka mengonsumsi obat selama lima tahun. Ketika di-follow up tujuh tahun kemudian, ditemukan 310 kasus kanker payudara pada kelompok Raloxifene dan 247 pada kelompok Tamoxifen.


Sumber
KOMPAS.com

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: