Sunday, 18 April 2010

Aktifitas Untuk Menghindari Pikun

Aktivitas sederhana seperti mengisi teka teki silang, main catur dan joging bisa membuat seseorang tetap sehat secara fisik dan mental lebih lama. Seiring pertambahan usia, fungsi kognitif sering terganggu atau lebih sering disebut pikun.
Untuk menghindari penurunan mental yang terjadi seiring dengan pertambahan usia maka aktivas yang menantang secara intelektual, mempertahankan pemikiran positif dan tetap memiliki kehidupan sosial merupakan hal yang bisa dilakukan.
Hal itu diungkapkan oleh para peneliti dalam sebuah studi skala besar terhadap penuaan dan otak.

Tinjauan terhadap penelitian yang dilakukan sepanjang tiga dekade dari 400 penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan, mempertahanakan kondisi fisik, mental dan aktivitas sosial memiliki efek penting terhadap penurunan fungsi ingatan dan kognitif pada lanjut usia termasuk kemampuan untuk belajar dan menyelesaikan permasalahan. “Bagaiaman orang menghabiskan waktu mereka sangat berdampak dari sisi penuaan secara kognitif,” ujar salah seorang peneliti dari Rush University Medical Center, Robert S. Wilson.

Dia menuturkan, hasil penelitian menyarankan orang untuk tetap memiliki aktivitas intelektual, sosial dan berolah fisik serta melepaskan diri dari emosi negatif seperti depresi dan ketegangan yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif selama proses penuaan.

Sekitar 100 tahun yang lalu, hanya sekitar 4 persen dari warga Amerika Serikat yang berusia lebih dari 65 tahun. Kemudian tahun 2000, meningkat menjadi 12 persen dan diperkirakan tahun 2030 akan mencapai 20 persen orang berusia lebih dari 65 tahun.
Wilson mengatakan, seiring dengan angka peningkatan orang usia lanjut, angka penderita penyakit Alzheimer juga meningkat. Diperkirakan empat kali lipat dalam 40 tahun mendatang. “Akan timbul hambatan yang sangat besar dari orang lanjut usia jika mereka tidak mampu secara kognitif. Jika saja kita bisa membangun strategi untuk menghambat hal semacam itu sekitar enam bulan, satu atau dua tahun maka kita akan mengurangi penderitaan dan biaya yang harus dikeluarkan,” jelas Wilson.
Penelitian itu juga mengidentifikasi beberapa aspek dari gaya hidup seseorang yang dapat berdampak pada fungsi mental seperti berolahraga,memiliki kehidupan sosoal, aktivitas yang meliabtkan mental optimis, sikap meraih tujuan dan pribadi yang menyenangkan.

Meskipun olahraga memiliki dampak terhadap fungsi mental, jenis dari olahraga yang dilakukan juga bisa berpengaruh.

Dalam sebuah penelitian yang meminta orang lanjut untuk berlatih fisik yang biasa mereka lakukan, dilaporkan memiliki kemampuan paling tinggi dan mempunyai fungsi mental yang lebih baik dibandingkan mereka yang lebih banyak bersantai. Meskipun perbedaannya tidak terlalu dramatissi.

Para partisipan yang ikut ambil bagian dalam penelitian ini juga diminta untuk berlatih program aerobik untuk melihat dampaknya terhadap fungsi mental. “Semua jenis olahraga sangat baik, tapi sebenarnya menjalankan program aerobik teratur lebih baik,” terang Wilson.

Berjalan merupakan latihan yang paling mudah dilakukan sebagai jenis olahraga aerobik. Namun langkahnya harus diatur sedemikian rupa hingga dapat meningkatkan detak jantung.
Kemudian untuk kegitan yang bisa menstimulasi secara intelektual sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah. Menurut Ahli Geriatri dari Montefiore Medical Center, Dr Gary Kennedy mengatakan, mengerjakan teka-teki silang, bermain catur atau belajar bahasa bisa bermanfaat.

Penelitian menunjukkan, melakukan aktivitas yang baru, menantang dan diminati dapat berfungsi mempertahankan kesehatan mental. “Nyatanya seiring dengan penambahan usia, proses kognitif akan semakin lambat. Hal itu membuat Anda harus menghabiskan waktu dan berlatih lebih lama untuk menguasai sesuatu yang baru. Saya harap Anda dapat tetap sehat untuk melakukan hal itu,” tutur Kennedy. (healthday/rin)


Artikel Yang Berhubungan



0 comments: