Tuesday, 20 April 2010

APA IYA DIABETES PENYAKIT MAHAL?

Diketahui bahwa komplikasi akibat diabetes menyerang hampir semua organ vital tubuh. Pada jantung menimbulkan serangan jantung, pada otak menimbulkan stroke, pada ginjal menyebabkan gagal ginjal, pada mata menyebabkan kebutaan, pada organ reproduksi menyebabkan impotensi pada pria, serta menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan sistem syaraf sehingga bisa menimbulkan amputasi pada kaki yang terluka.

Tapi komplikasi bukannya tidak dapat dicegah kan
Sasaran dalam pengelolaan diabetes adalah menjaga kualitas hidup pasien sehingga bisa hidup senormal mungkin, menghambat laju timbulnya komplikasi dan terakhir, mencegah kematian akibat diabetes. Diabetes adalah penyakit yang melekat seumur hidup, namun bukannya tidak bisa diatasi. Banyak penyandang diabetes bisa berumur panjang dan secara fisik tidak diketahui mengalami komplikasi sampai akhir hayatnya. Kuncinya adalah dengan menjaga kadar gula darah senormal mungkin, selain tekanan darah dan kadar lemak darah. Jika semua terkontrol, obat-obatan tidak lagi diperlukan. Diabetes cukup dikelola dengan pengendalian makan dan melakukan aktifitas fisik yang sesuai.

Swamonitor gula darah memungkinkan pasien mengetahui kadar gula darah melalui sampel darah kapiler di ujung jari, bisa dilakukan secara cepat dan praktis menggunakan alat monitor gula darah (glukosameter) yang bersifat portable sehingga mudah dipindahkan sesuai kebutuhan.

Alat monitor gula darah, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1970-an oleh perusahaan Boehringer Mannheim dari Jerman yang pada perkembangan selanjutnya diakuisi oleh Roche. Peranan alat monitor gula darah dalam mengendalikan diabetes secara resmi telah diakui banyak asosiasi diabetes dunia. Banyak penelitian yang telah dipublikasikan menyebutkan manfaat positip swamonitor gula darah dalam menghambat laju komplikasi dan kematian akibat diabetes. Sehingga pada tahun 2005, International Diabetes Federation (IDF) telah menyerukan agar alat monitor gula darah mesti tersedia bagi setiap pasien baru yang terdiagnosa diabetes sebagai bagian integral dari manajemen diabetes (IDF Global Guideline, 2005, Standard Care Section). ROSSO study pada tahun 2006, yang dipimpin oleh Prof. Stephan Martin di Jerman, semakin memperlihatkan manfaat penggunaan alat monitor gula darah oleh diabetisi yang dapat menekan tingkat morbiditas (kesakitan akibat komplikasi) sebesar 32% dan mortalitas (kematian) sebesar 51%.

Hambatan ekonomi dalam menekan laju diabetes
Di banyak negara berkembang seperti Indonesia, isu utama dalam memerangi diabetes adalah ketidakmampuan pemerintah untuk membiayai pengobatan diabetes untuk mayoritas penduduk. Secara khusus IDF menyebutkan bahwa swamonitor gula darah terbukti memberikan efektivitas biaya (cost-effectiveness ) bagi pasien dibandingkan jika komplikasi sampai terjadi .

Penelitian yang dilakukan oleh Ramsey et.al pada tahun 1999, menyebutkan bahwa biaya untuk diabetisi dengan komplikasi gagal ginjal adalah 3-4 kali lebih besar jika dibandingkan dengan diabetisi tanpa komplikasi. (Ramsey et.al. Pharmaco Economics 1999; 21:1122-8). Sehingga fokus utama pengendalian biaya perawatan diabetes adalah berupaya semaksimal mungkin agar munculnya komplikasi ditunda atau bahkan tidak muncul sama sekali.
Dalam UKPDS study tahun 2003 yang dilakukan oleh Clarke et.al, dilakukan analisa biaya komplikasi diabetes pada kejadian tahun pertama sebagai berikut:

No Jenis komplikasi Biaya tahun pertama (Rp)
1 Amputasi 131.000.000
2 Serangan jantung 63.000.000
3 Stroke 36.600.000
4 Kebutaan (1 mata) 13.500.000

Apabila ditambah dengan analisa biaya cuci darah pada kasus gagal ginjal di Indonesia, maka angkanya akan menjadi:
Biaya 1x cuci darah = Rp.800.000
Biaya cuci darah setahun (3x perminggu) = Rp.115.200.000

Bandingkan dengan biaya swamonitor gula darah sebagai pondasi perbaikan perilaku pasien diabetes, yang merupakan aspek penting dalam manajemen diabetes. Jika kita bersandar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Belsey et.al di Inggris tahun 2009, yang menyebutkan bahwa frekuensi rata-rata pengetesan gula darah diabetisi dengan diet dan obat oral antidiabetes adalah 2 kali seminggu, maka:

Biaya per tes menggunakan Accu-Chek Active = Rp.7700.
Biaya swamonitor gula darah selama 1 tahun = Rp.739.200.

Dari gambaran diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa swamonitor gula darah jika ditilik dari sisi efektivitas biaya, secara jangka panjang akan memberikan efek penghematan secara besar-besaran dalam biaya pengelolaan diabetes. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oliver Schnell et.al. tahun 2008, yang menyatakan biaya perawatan diabetes terbanyak dikeluarkan untuk biaya perawatan komplikasi diabetes (49%), sementara biaya obat hanya mencakup 4% dan biaya swamonitor gula darah hanya 2%.

Kesimpulan
Swamonitor gula darah telah diakui secara luas manfaatnya dalam pengelolaan diabetes yang terpadu. Tak kurang berbagai asosiasi diabetes dunia telah menerbitkan petunjuk pelaksanaannya, termasuk International Diabetes Federation di Eropa dan American Diabetes Association di AS. Namun seringkali pelaksanaannya terbentur pada persepsi yang menganggap bahwa melakukan swamonitor gula darah adalah pemborosan anggaran, karena tidak melihat efeknya dalam jangka panjang.
Menjadi tugas pemerintah Indonesia dan stakeholder bidang kesehatan lainnya, untuk membuat swamonitor gula darah menjadi mudah terjangkau oleh setiap penduduk dengan diabetes tanpa kecuali. Inisiatif untuk mengikutsertakan perlengkapan swamonitor gula darah sebagai bagian dari jaminan pelayanan kesehatan nasional perlu dimulai, mengingat manfaatnya yang signifikan dalam menghemat belanja kesehatan nasional. Prof. David Cutler dari Harvard University pernah berkata, "dalam bidang kesehatan, segala tindakan perawatan yang telah terbukti efektifitasnya tidak semestinya dilihat sebagai biaya, melainkan investasi."

- - - - -

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: