Sunday, 18 April 2010
Gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Aceh, Rabu (7/4), memunculkan sejumlah fenomena alam. Kalau sebelumnya dilaporkan ada semburan lumpur berskala kecil di Singkil dan mengeringnya air sumur bor di Aceh Utara, kini tersiar kabar tak kalah menakjubkan, yaitu terbentuknya satu dataran baru di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Informasi sementara menyebutkan, dasar laut di perairan Pulau Banyak (gugusan kepulauan di Aceh Singkil) yang tadinya sedalam 18 meter kini berubah secara signifikan menjadi 5 meter. Perubahan itu terjadi karena naiknya hamparan baru yg di lapisan atasnya berupa kerikil gunung dan lumpur.
Peristiwa itu diketahui pertama sekali oleh nelayan setempat bernama Rusalan (42), warga Desa Pulau Haloban, Kecamatan Pulau Banyak, yang hendak memancing, Selasa (13/4).
Didasari rasa ingin tahu, pada Rabu pagi masyarakat berbondong-bondong melihat dataran baru itu. Lokasi itu sendiri berada sekitar 3 mil dari Pulau Haloban. “Setelah kami periksa dengan menyelam, benar telah muncul daratan. Bukan pangkalan laut, ini sepertinya daratan,” kata Kepala Desa Haloban, Azwar.
Seorang warga bernama Anhar (40), dari Desa Asantola, Kecamatan Pulau Banyak, melakukan penyelaman di lokasi tersebut. Menurut kesaksian Anhar, permukaan dasar laut yang naik itu dipenuhi lumpur dan bebatuan berwarna hitam.
Yang mengkhawatirkan, kata Anhar, terdapat titik semburan lumpur mirip lahar gunung berapi, tetapi tidak terasa panas. “Seperti air mendidih. Khawatir kami melihatnya,” kata Anhar yang diwartakan KCM.
Informasi lain menyebutkan, puncak “pulau” tertinggi berada pada kedalaman sekitar 4 meter dari permukaan air laut. Luasnya sekitarnya 20 x 40 meter persegi membentuk kerucut seperti gunung. Buih air seperti air mendidih terus muncul kendati tidak mengubah warna air laut.
Seiring munculnya fenomena alam itu, ikan yang biasanya banyak terdapat di sekitar lokasi tersebut mendadak menghilang. “Dasar laut meninggi seperti gunung, luasnya tidak tahu. Namun, khusus puncaknya mencapai 20 x 40 meter persegi. Ikan mendadak hilang berganti dengan batu kerikil warna hitam,” kata seorang warga Pulau Banyak lainnya, Safrizal Tital. Lokasi munculnya daratan baru itu selama ini merupakan areal memancing nelayan.
- Harian Singgalang -
0 comments:
Post a Comment