Wednesday, 28 April 2010
Mengenakan baju atau atasan hitam bisa menjadi bencana bagi para pemilik rambut berketombe. Penampilan yang sempurna di depan banyak orang mendadak sirna saat serpihan putih yang muncul di mahkota kepala berjatuhan di pundak dan mengatasi baju yang dikenakan.
Ya, ketombe memang menjadi momok besar bagi sebagian orang. Dalam taraf ringan, munculnya ketombe dapat mengganggu penampilan dan rasa percaya diri. Pada kasus ketombe yang lebih berat, rasa gatal dan garukan dapat menimbulkan kerontokan rambut. Selain itu, kulit kepala juga bisa terkena infeksi bakteri karena garukan tersebut.
Dalam dunia kedokteran, ketombe merupakan bagian dari penyakit kulit yang dikenal dengan dermatitis seboroik. Biang keladi munculnya ketombe adalah mikroorganisme yang disebut jamur malassezia.
"Jamur ini menyenangi area yang banyak berminyak, seperti daerah kulit berambut atau scalp," kata Eddy Karta, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah, Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Karena itu, selain di kepala, ketombe juga bisa muncul di area lain, seperti alis mata, kumis, dan daerah telinga. Hanya saja, dibandingkan dengan kulit yang ada di daerah tubuh lainnya, kulit kepala cenderung memiliki lebih banyak kelenjar minyak (sebum). Dengan begitu, tingkat sensitivitas di kulit kepala lebih tinggi.
"Produksi sebum itu dipengaruhi oleh hormon androgen," kata Arthur S Simon, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Pertamina, Balikpapan, Kalimantan Selatan.
Hormon androgen hanya muncul pada orang dewasa. Makanya, ketombe sering menyerang seseorang yang telah menginjak usia 20-an tahun. Ada beberapa faktor yang memicu hormon androgen bekeja lebih keras sehingga memproduksi lebih banyak sebum.
Di antaranya stres akibat beban pekerjaan yang berat, seringnya rambut terkena terpaan sinar matahari, dan dampak tingkat polusi udara yang tinggi. "Itu semua bisa membuat kelenjar sebum memproduksi lebih banyak minyak sehingga jamur malassezia tumbuh lebih banyak dan timbullah ketombe," kata Eddy.
Hidup bersih dan sehat Jika bukan karena faktor genetik atau keturunan, ketombe masih bisa disembuhkan. Namun, bagi penderita ketombe karena faktor genetik, jangan berharap ketombe itu bisa disembuhkan secara total. "Ketombe karena faktor bawaan tidak bisa sembuh total, tetapi bisa dikontrol," kata Arthur.
Mengatasi munculnya ketombe bisa dilakukan dengan mencegah faktor pencetusnya. Hidup bersih dan sehat memegang peranan penting untuk mengatasi munculnya ketombe.
Beberapa cara menjaga pola hidup sehat adalah diet seimbang antara lemak, karbohidrat, dan protein. Lalu, melakukan olahraga teratur, menghindari junk food, rokok, dan minuman beralkohol. Berusahalah juga menghindari stres internal dan eksternal. "Hiduplah dengan seimbang, tenang, dan selalu berpikir positif," kata Eddy.
Menjaga kebersihan kulit kepala juga tak kalah penting. Timbunan kotoran sebum, sel kulit mati, dan keringat dapat mempercepat pengelupasan sel kulit kepala sehingga memudahkan munculnya ketombe. Karena itu, disarankan merawat rambut secara rutin, seperti mencuci rambut dua hari sekali. Kepala yang memiliki tingkat sensitif tinggi dianjurkan menggunakan produk sampo yang lembut. (Kontan/Sanny Cicilia Simbolon)
Sumber
Kompas
0 comments:
Post a Comment