Saturday, 10 April 2010
Penyakit menular seksual gonore atau lebih dikenal kencing nanah berpotensi menjadi resiten pada obat atau superbug bila dokter tidak menemukan cara baru untuk mengobatinya. Peringatan itu disampaikan Cathrine Ison, pakar gonore, dalam pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Manila, Filipina, pekan lalu.
"Bakteri penyebab gonore adalah bakteri yang sangat pintar. Jika kita tidak mencegahnya untuk beradaptasi, bukan tidak mungkin penyakit ini akan jadi penyakit infeksi yang sulit ditangani," kata Ison dari Britain's Health Protection Agency.
Gonore merupakan infeksi akibat kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Ciri penyakit ini, antara lain, pada pria keluar cairan kuning dari saluran kencing bercampur darah. Pada wanita, cirinya adalah merah pada mulut rahim dan panggul terasa sakit.
Jika tidak diobati, bakteri gonore akan menyebabkan penyakit peradangan pada pelvik, kehamilan di luar rahim (etopik), dan infertilitas pada wanita. Secara umum, WHO memperkirakan, sedikitnya terdapat 340 juta kasus penyakit menular seksual yang dapat diobati, termasuk sifilis, chlamydia, gonore, dan sebagainya, setiap tahunnya pada orang berusia 15-49 tahun.
Menurut Ison, insiden gonore tertinggi di dunia ada di negara subsahara Afrika dan Asia Tenggara. Pengobatan yang umum dipakai saat ini di sejumlah negara adalah menggunakan satu jenis antibiotik, yakni cefixime atau ceftriaxone.
Ison menambahkan, jenis (strain) bakteri gonore Neisseria mulai resisten dan tak lama lagi akan kebal pada berbagai antibiotik saat ini. "Cefixime dan ceftriaxone masih efektif, tetapi ada tanda-tanda bakteri mulai kebal, terutama pada cefixime," katanya.
Tanda-tanda gonore mulai resisten pada berbagai jenis obat (menjadi superbug) telah terlihat di Jepang. Pejabat kesehatan di sana menyarankan untuk menambah dosis antibiotik guna mengobati gonore meski masih memakai jenis antibiotik yang sama.
Tren resistensi bakteri gonore juga terjadi di Hongkong, China, Australia, dan beberapa negara di Asia. Ison mengatakan, cara terbaik untuk mengurangi risiko penularan gonorea adalah penggunaan kondom dan memakai dua jenis antibiotik yang berbeda untuk mengobati penyakit ini.
Cara pengobatan seperti itu juga dipakai dalam mengobati tuberkulosis dan cukup efektif sehingga bakteri lebih sulit menaklukkan jenis obat.
"Ada beberapa jenis obat yang bisa dipakai untuk gonore. Karena itu, menggunakan lebih dari satu jenis pada satu waktu mungkin bisa mencegah terjadi resistensi," papar Ison.
Sumber
MANILA, KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment