Thursday, 20 August 2009
Di zaman modern ini, manusia bertanggung jawab atas rusaknya lingkungan dan punahnya banyak spesies flora dan fauna. Namun, tahukah anda, bahwa sifat destruktif manusia tersebut sudah ada sejak awal manusia modern menghuni bumi ini? Bagaimanakah sejarahnya?
Analisa anyar terhadap artefak yang aja menunjukkan, bahwa manusia modern membunuh orang Neandertal di daerah Irak, sekitar 50,000 sampai 75,000 tahun yang lalu. Penemuan ini memperkuat teori, bahwa manusia modern membantu untuk membuat orang Neandertal punah.
Senjata yang dipilih oleh manusia untuk itu: Tombak yang dilempar. Bukti: Luka parah yang ditemukan pada tengkorak Neandertal. Korban adalah lelaki berusia 40 sampai 50 tahun, yang diberi nama ilmuwan Shanidar 3, dan memiliki tanda arthritis, dan sayatan yang dalam pada iga kiri ke sembilan.
‘ Kita menemukan luka di iga, dengan beberapa skenario yang dapat menjelaskannya,’ kata peneliti Steven Churchill, profesor asociate antropologi evolusi pada Universitas Duke di Carolina Utara. ‘Kami tidak mengatakan bahwa terjadi ‘blitzkrieg’, dimana manusia modern melakukan invasi dan mengeksekusi Neandertal. Saya hanya manu menegaskan hal ini.’
Namun dia menambahkan,’Kami pikir, bahwa penjelasan dari keberadaan luka ini adalah senjata proyektil, dan berdasarkan bukti siapa yang mampu melakukannya, dan siapa yang tidak, ini paling tidak mengimplikasikan satu aksi agresi antar spesies.’ Kata Neandertal mengacu pada spesies yang sama, Homo neanderthalensis, yang hidup pada dataran Eropa dan sebagian Asia dari 230,000 tahun yang lalu. Mereka menghilang dari catatan fosil sekitar 20,000 tahun yang lalu.
Masa lalu penuh kekerasan
Peneliti sedang melanjutkan untuk mengkaji ulang pemahaman mereka terhadap Homo sapiens (manusia modern) awal dan Neandertal, dengan harapan untuk memecahkan misteri, mengapa spesies yang belakangan itu punah, sementara kita tidak demikian. Penelitian yang sebelumnya sudah menyajikan bukti yang penuh kontradiksi terhadap kawin campur diantara kedua spesies itu, namun kajian terakhir ini jelas menunjukkan kebalikannya.
Faktanya, Tengkorak Neandertal dari 36,000 tahun yang lalu dan ditemukan di Perancis menunjukkan keberadaan luka yang disebabkan oleh benda tajam, yang dapat dilakukan oleh manusia modern pada waktu itu, kata Churchill. ‘Jadi, jika kasus Shanidar 3 juga adalah kasus kekerasan yg serupa, dan jika waktu hidup Shanidar 3 tumpang tindih dengan manusia modern, kita sudah mulai mendapatkan sedikit pola menarik disini,’ kata Churchill. Kompetisi untuk mendapatkan sumber daya alam dengan manusia modern, juga beberapa faktor, juga memaikan peran dalam punahnya Neandertal, kata peneliti.
Simulasi Penusukan
Churchill dan kolega telah mengobservasi Shanidar 3, satu dari sembilan Neandertal yang ditemukan antara 1953 dan 1960 pada gua di timur laut Pegunungan Zagros di Irak. Tim tersebut juga melakukan percobaan dengan panah yang telah dikalibrasi, yang mereka gunakan untuk melemparkan tombak berujung batu dengan berbagai daya, untuk mensimulasi tusukan tombak, dan senjata proyektik jangka panjang seperti dart.
Senjata tersebut ditusukkan pada babi dan binatang lain. ‘Babi merupakan model yang sangat baik bagi thoraks Neandertal,’ kata Churchill. ‘Iga mereka memiliki ukuran dan kekenyalan yang serupa’. Kemudian, peneliti membandingkan luka yang dibuat dari berbagai skenario, dan menemukan bahwa tusukan tombak telah membuat banyak kerusakan, dan telah merusak iga dalam jumlah banyak. ‘ Dengan senjata proyektil, walaupun ia jauh lebih cepat, namun lebih ringan dan membuat potongan khusus pada tulang, tanpa melukai tulang sekitarnya. Hal demikian yang kami saksikan pada Shanidar 3,’ kata Churchill.
Penjabaran Kasus
Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa iga Neandertal mulai sembuh dari lukanya, sebelum ia meninggal. Dengan membandingkan luka tersebut dengan catatan medis dari luka pada perang saudara Amerika Serikat, waktu dimana antibiotik belum ditemukan, peneliti menemukan bahwa Neandertal tersebut kemungkinan meninggal dalam hitungan sekian minggu setelah terluka, diasumsikan karena kerusakan paru-paru akibat tusukan.
Sehubungan dengan tombak, semenjak manusia modern mampu mengembangkan senjata proyektil berburu, dan Neandertal tidak demikian, maka peneliti mendeduksi tersangka utama dari pembunuhan tersebut, yaitu manusia modern. Manusia modern menggunakan pelempar tombak, dengan pegangan yang terhubung untuk memberikan kekuatan besar pada misil tersebut. Bersamaan dengan semakin majunya teknologi persenjataan manusia modern, Neandertal terus menggunakan tombak konvensional untuk berburu.
Kajian ini telah dipublikasikan pada Journal of Human Evolutio
Sumber http://viryacarvalho.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80:bukti-pembunuhan-neandertal-oleh-manusia&catid=7:pengetahuan-umum&Itemid=5
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
1 comments:
Joker vs old joker
Post a Comment