Tuesday, 25 August 2009
PAMEKASAN--MI: Kasus keracunan makanan ringan 'TT' yang menimpa empat warga Desa Waru Timur, Kecamatan Waru, Pamekasan, Madura, Jawa Timur Senin (10/8) dan menewaskan seorang balita kini sangat meresahkan para orang tua di wilayah tersebut.
"Saya sangat resah dengan kejadian itu, apalagi makanan ringan TT yang menyebabkan empat orang keracunan itu merupakan makanan kesukaan anak-anak," kata Mohammad Zubair, salah satu orang tua, di wilayah Kecamatan Kota, Pamekasan, Selasa (11/8).
Menurutnya, kasus keracunan makanan itu seharusnya mendapat perhatian pemerintah dengan melakukan razia berbagai supermarket, toko, dan kios yang menjual makanan ringan.
"Di satu sisi kami ingin menyenangkan anak, tapi di sisi lain khawatir dengan keberadaan makanan ringan yang dijual di toko setelah adanya kasus keracunan yang menyebabkan balita tewas di Desa Waru Timur itu," katanya.
Hal senada juga disampaikan Nanang Sufianto. Ayah dua orang anak asal Desa Pademawu, Kecamatan Pademawu, Pamekasan itu mengaku sejak adanya kasus keracunan makanan itu, warga Waru Timur lebih berhati-hati membelikan anaknya makanan ringan.
"Saya minta keluarga mencermati masa kadaluarsa makanan ringan yang dibelinya. Di Waru Timur itu 'kan tidak tercantum masa kadaluarsa," katanya.
Kasus keracunan makanan ringan 'TT' di Dusun Sobih, Desa Waru Timur, Kecamatan Waru itu belum diketahui Pemkab Pamekasan, karena hingga kejadian itu dilaporkan belum melakukan tindakan apapun dari pemkab setempat terhadap kasus yang merenggut nyawa balita bernama Abdul Wahid yang masih berumur dua tahun itu.
"Kami justru belum tahu kasus itu dan kami masih akan melakukan koordinasi dan memberitahukan hal itu ke Bupati Pamekasan," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemkab Pamekasan, Fadjar Santosa.
Anak dari pasangan suami istri Misnawi (25) dan Miskali (30) itu meninggal dunia sesaat setelah dirawat di Puskesmas Waru. Kepala Puskesmas Waru dr Marzuki mengatakan korban keracunan yang meninggal dunia tersebut, karena kondisinya saat tiba di puskesmas memang sudah kritis, sehingga tidak tertolong. (Ant/OL-04)
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
0 comments:
Post a Comment