Tuesday, 25 August 2009
Laporan wartawan KOMPAS Emilius Caesar Alexey
JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Jakarta sejak awal bulan puasa membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan razia. Dalam dua hari, sekitar 200 gelandangan dan pengemis terjaring razia dan dikirim ke Panti Sosial Kedoya.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Budihardjo, Senin (24/8) di Jakarta Pusat, mengatakan, para gelandangan dan pengemis itu dijaring dalam razia di lima kota. Razia dilakukan sejak awal bulan puasa untuk menciptakan efek jera bagi para pengemis musiman dan koordinator mereka.
Pengamatan Kompas, para pengemis itu tersebar di banyak perempatan jalan raya, sekitar masjid, dan di pasar-pasar tradisional. Para pengemis yang diturunkan dari mobil-mobil tertentu juga sering mendatangi kantor-kantor pemerintah untuk meminta sedekah.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memerintahkan razia dilakukan secara intensif selama bulan puasa untuk mencegah eksploitasi manusia dengan cara dijadikan pengemis. Para pengemis itu diduga didatangkan dari berbagai daerah luar Jakarta, dengan dikoordinasi oleh orang-orang tertentu.
"Koordinator-koordinator itu mengeksploitasi warga miskin dari luar daerah untuk mengemis di Jakarta. Eksploitasi itu tidak manusiawi dan harus diberantas bersama," kata Fauzi.
Razia, kata Fauzi, tidak hanya diarahkan untuk menjaring para pengemis, tetapi juga koordinator mereka. Hukuman yang lebih keras akan dikenakan para koordinator pengemis.
Razia melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan polisi. Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil memeriksa asal daerah pengemis dan memulangkan mereka jika berasal dari luar daerah. Polisi bertugas memproses koordinator dengan ancaman hukuman pidana.
DKI sudah bekerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten/kota yang sering menjadi daerah asal pengemis untuk menertibkan mereka sebelum berangkat ke Jakarta. Kerja sama juga dijalin untuk memulangkan para pengemis yang terjaring razia.
Budihardjo mengatakan, pada bulan puasa 2008 lalu, sekitar 7.000 orang terjaring razia. Sebanyak 5.000 orang dimasukkan ke Panti Sosial Kedoya, 1.100 orang dipulangkan ke daerah asal, dan 900 orang lainnya dikembalikan ke keluarga masing-masing. Razia akan terus diaktifkan pada bulan puasa tahun ini.
Jangan memberi
Fauzi mengharapkan masyarakat tidak memberikan uang kepada para pengemis. Pemberian uang itu hanya bakal melestarikan aktivitas mengemis dan eksploitasi manusia.
Di sisi lain, sebagian uang pemberian masyarakat itu harus disetorkan kepada koordinator pengemis. Dengan demikian, sedekah di jalanan tidak bakal mengentaskan pengemis dari kemiskinan, tetapi hanya memperkaya koordinator mereka.
"Pemerintah tidak melarang orang bersedekah karena itu tindakan mulia. Namun, sedekah sebaiknya disalurkan ke panti asuhan atau panti sosial lainnya," kata Fauzi.
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/24/19105626/dua.hari.200.pengemis.terjaring.razia
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
1 comments:
untung aku puasa trus,mudah2an bisa tahan puasa nya mpe idul fitri,amin
Post a Comment