Friday, 22 January 2010

900 GIZI BURUK DI TULUNG AGUNG !!!

Masya Allah, Ratusan Balita di Tulungagung Menderita Gizi Buruk

Selasa, 19 Januari 2010 22:54:07 WIB
Reporter : Nanang Masyhari

Tulungagung (beritajatim. com) - Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) berhasil menemukan kasus 900 kasus gizi buruk diderita balita di Kabupaten Tulungagung. Proses identifikasi itu dilakukan sejak bulan Januari hingga September 2009.

Menurut Sekjen DKR Tulungagung Zaenul Fuad, kasus itu ditemukan merata di 19 keamatan di Kabupaten Tulungagung. "Angka paling tinggi berada di wilayah pinggiran, Terbanyak, di Kecamatan Pagerwojo, Campur Darat, Boyolangu dan Sumbergempol, " ungkap Zaenul Fuad, Selasa (19/1/2010).

Imbuh Zaenul Fuad, data DKR tersebut dihimpun dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kondisi para balita yang teridentifikasi gizi buruk itu sangat memprihatinkan.

Selain berat badan yang masuk dalam daftar Bayi Dibawah Garis Merah (BDM), pertumbuhan fisiknya juga tidak sempurna. Ini disebabkan oleh minimnya kadar gizi dalam tubuh. Sehingga berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan.

"Dinas kesehatan setempat tidak serius dalam menangani kasus ini. Pasalnya, banyak orang tua balita gizi buruk ini mengaku tidak memperoleh bantuan asupan gizi berupa susu entrasol, roti dan kacang ijo yang diberikan gratis oleh dinkes," imbuh Zaenul.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Dwi Priyo membantah pernyataan dari DKR. "Jika memang data itu benar adanya, dinas kesehatan yang pertama kali akan mengetahuinya. Karena kami ini lembaga yang kompeten mengurusi kesehatan tidak menjumpai kasus itu," ujar Dwi Priyo. [nng/kun]

Gizi Buruk Banyak Terdapat di Tulungagung

Selasa, 19 Januari 2010 19:52:00
TULUNGAGUNG (KRjogja.com) - Sedikitnya 900 balita di Kabupaten Tulungagung teridentifikasi menderita gizi buruk. Menurut keterangan Sekjen Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Tulungagung Zaenul Fuad, kasus gizi buruk ini menyebar merata di 19 kecamatan di Tulungagung dengan angka tertinggi di wilayah pinggiran.

Paling banyak di Kecamatan Pagerwojo, Boyolangu, Campur darat dan Sumbergempol. Ini kasus gizi buruk tercatat mulai Januari-September 2009. "Total keseluruhan 900 balita," ujarnya, Selasa (19/1).

Dari data yang berhasil dihimpun DKR di setiap Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), kondisi balita ini sangat memprihatinkan. Berat badan setiap bayi yang termasuk dalam daftar Bayi Dibawah Garis Merah (BDM) ini tidak selaras dengan usianya.

Selain pertumbuhan fisik yang tak sempurna, minimnya kadar gizi dalam tubuh akan berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan.

Sementara secara ekonomi, sebagian besar orang tua bayi bernasib malang ini termasuk dalam keluarga miskin (gakin). Rata-rata mereka hanya memiliki berat badan dibawah 2,5 kilogram. "Ini sangat memprihatinkan, papar Fuad.

Disisi lain, DKR juga menemukan indikasi ketidakseriusan dinas kesehatan setempat dalam memberikan penanganan. Dari informasi yang diperoleh DKR di lapangan, banyak dari orang tua balita gizi buruk ini mengaku tidak memperoleh bantuan asupan gizi yang diberikan gratis oleh Dinkes.

Bahkan untuk bisa memenuhi asupan yang berwujud susu entrasol, roti dan kacang ijo itu, ibu-ibu PKK desa setempat sampai berswadaya sendiri.

"Padahal informasi yang kita dapatkan dari pusat, bantuan dari pusat itu diberikan setiap bulan kepada seluruh balita gizi buruk. Kenapa masih ada yang tidak menerima. Bahkan karena kasihan, di Pagerwojo ibu-ibu PKK sampai urunan sendiri," terangnya.

Sementara dikonfirmasi terpisah mengenai temuan DKR Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Dwi Priyo langsung menyangkalnya. Menurut dia semua yang disampaikan DKR jauh dari kebenaran. Sebab jika memang data itu benar adanya, Dinas Kesehatan yang pertama kali akan mengetahuinya.

"Kami ini lembaga yang kompeten mengurusi kesehatan tidak menjumpai kasus itu. Masak DKR merasa lebih tahu. Yang pasti semuanya itu tidak ada," ujarnya.
(okz/yan)
900 Balita Idap Gizi Buruk
Selasa, 19 Januari 2010 - 19:04 wib

TULUNGAGUNG - Sedikitnya 900 balita di Kabupaten Tulungagung teridentifikasi menderita gizi buruk. Menurut keterangan Sekjen Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Tulungagung Zaenul Fuad, kasus gizi buruk ini menyebar merata di 19 kecamatan di Tulungagung dengan angka tertinggi di wilayah pinggiran.
Paling banyak di Kecamatan Pagerwojo, Boyolangu, Campur darat dan Sumbergempol. Ini kasus gizi buruk tercatat mulai Januari-September 2009. "Total keseluruhan 900 balita," ujarnya, Selasa (19/1/2010).

Dari data yang berhasil dihimpun DKR di setiap Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), kondisi balita ini sangat memprihatinkan. Berat badan setiap bayi yang termasuk dalam daftar Bayi Dibawah Garis Merah (BDM) ini tidak selaras dengan usianya.

Selain pertumbuhan fisik yang tak sempurna, minimnya kadar gizi dalam tubuh akan berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan.

Sementara secara ekonomi, sebagian besar orang tua bayi bernasib malang ini termasuk dalam keluarga miskin (gakin). Rata-rata mereka hanya memiliki berat badan dibawah 2,5 kilogram. "Ini sangat memprihatinkan, papar Fuad.

Disisi lain, DKR juga menemukan indikasi ketidakseriusan dinas kesehatan setempat dalam memberikan penanganan. Dari informasi yang diperoleh DKR di lapangan, banyak dari orang tua balita gizi buruk ini mengaku tidak memperoleh bantuan asupan gizi yang diberikan gratis oleh Dinkes.

Bahkan untuk bisa memenuhi asupan yang berwujud susu entrasol, roti dan kacang ijo itu, ibu-ibu PKK desa setempat sampai berswadaya sendiri.

"Padahal informasi yang kita dapatkan dari pusat, bantuan dari pusat itu diberikan setiap bulan kepada seluruh balita gizi buruk. Kenapa masih ada yang tidak menerima. Bahkan karena kasihan, di Pagerwojo ibu-ibu PKK sampai urunan sendiri," terangnya.

Sementara dikonfirmasi terpisah mengenai temuan DKR Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Dwi Priyo langsung menyangkalnya. Menurut dia semua yang disampaikan DKR jauh dari kebenaran. Sebab jika memang data itu benar adanya, Dinas Kesehatan yang pertama kali akan mengetahuinya.

"Kami ini lembaga yang kompeten mengurusi kesehatan tidak menjumpai kasus itu. Masak DKR merasa lebih tahu. Yang pasti semuanya itu tidak ada," ujarnya.
(Solichan Arif/Koran SI/ram)
900 Balita Idap Gizi Buruk

Sedikitnya 900 balita di Kabupaten Tulungagung teridentifikasi menderita gizi buruk. Menurut keterangan Sekjen Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Tulungagung Zaenul Fuad, kasus gizi buruk ini menyebar merata di 19 kecamatan di Tulungagung dengan angka tertinggi di wilayah pinggiran.

TULUNGAGUNG - Sedikitnya 900 balita di Kabupaten Tulungagung teridentifikasi menderita gizi buruk. Menurut keterangan Sekjen Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Tulungagung Zaenul Fuad, kasus gizi buruk ini menyebar merata di 19 kecamatan di Tulungagung dengan angka tertinggi di wilayah pinggiran.

Paling banyak di Kecamatan Pagerwojo, Boyolangu, Campur darat dan Sumbergempol. Ini kasus gizi buruk tercatat mulai Januari-September 2009. "Total keseluruhan 900 balita," ujarnya, Selasa (19/1/2010).

Dari data yang berhasil dihimpun DKR di setiap Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), kondisi balita ini sangat memprihatinkan. Berat badan setiap bayi yang termasuk dalam daftar Bayi Dibawah Garis Merah (BDM) ini tidak selaras dengan usianya.

Selain pertumbuhan fisik yang tak sempurna, minimnya kadar gizi dalam tubuh akan berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan.

Sementara secara ekonomi, sebagian besar orang tua bayi bernasib malang ini termasuk dalam keluarga miskin (gakin). Rata-rata mereka hanya memiliki berat badan dibawah 2,5 kilogram. "Ini sangat memprihatinkan, papar Fuad.

Disisi lain, DKR juga menemukan indikasi ketidakseriusan dinas kesehatan setempat dalam memberikan penanganan. Dari informasi yang diperoleh DKR di lapangan, banyak dari orang tua balita gizi buruk ini mengaku tidak memperoleh bantuan asupan gizi yang diberikan gratis oleh Dinkes.

Bahkan untuk bisa memenuhi asupan yang berwujud susu entrasol, roti dan kacang ijo itu, ibu-ibu PKK desa setempat sampai berswadaya sendiri.

"Padahal informasi yang kita dapatkan dari pusat, bantuan dari pusat itu diberikan setiap bulan kepada seluruh balita gizi buruk. Kenapa masih ada yang tidak menerima. Bahkan karena kasihan, di Pagerwojo ibu-ibu PKK sampai urunan sendiri," terangnya.

Sementara dikonfirmasi terpisah mengenai temuan DKR Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Tulungagung Gatot Dwi Priyo langsung menyangkalnya. Menurut dia semua yang disampaikan DKR jauh dari kebenaran. Sebab jika memang data itu benar adanya, Dinas Kesehatan yang pertama kali akan mengetahuinya.

"Kami ini lembaga yang kompeten mengurusi kesehatan tidak menjumpai kasus itu. Masak DKR merasa lebih tahu. Yang pasti semuanya itu tidak ada," ujarnya.By muhammad.ramdan, okezone.com, Updated: 1/19/2010 6:40 AM

Gizi Buruk

Selama Januari-Agustus 2009 total balita gizi buruk sekitar 1.274 anak.

Kamis, 21 Januari 2010, 10:01 WIB

Amril Amarullah

SURABAYA POST -- Sekitar 1.274 balita di Kab. Tulungagung mengalami kondisi gizi buruk. Angka yang terjadi sepanjang Januari-Agustus 2009 itu diungkapkan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR), Kamis (21/1).

Sekretaris Jendral DKR, Zainul Fuad, menyatakan, data yang diperoleh di lapangan menunjukkan, hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Tulungagung terdapat balita yang masuk kategori Batas Garis Merah (BGM) atau bergizi buruk.

�gDari catatan kami, selama Januari-Agustus 2009 total balita gizi buruk sekitar 1.274 anak,�h katanya. Karena itu, DKR meminta Komisi III DPRD yang membidangi masalah kesehatan mendesak Pemkab mengalokasikan dana untuk mengatasi masalah tersebut.

Secara terpisah, Ketua Komisi III DPRD, Agung Setyawan, menyatakan sepakat dengan ajakan DKR. Untuk itu, dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) akan dimasukkan masalah dana untuk perbaikan gizi itu.

Sedangkan anggota Komisi III yang lain, Suharminto, mengatakan, saat ini Posyandu cuma dianggarkan Rp 50.000 setiap bulan untuk kegiatan peningkatan gizi Balita. �gPerlu ada perubahan anggaran untuk perbaikan gizi balita. Kita akan berkoordinasi dengan Dinkes maupun RSUD,�h katanya.


Artikel Yang Berhubungan



0 comments: