Tuesday 12 January 2010

Pagi ini berbagai media ibu kota, ( salah satunya adalah Warta Kota 12/1/10) memberitakan bahwa Komjen Susno Duadji mendapat ancaman pembunuhan lewat SMS. Ancaman yang masuk sejak minggu lalu ini pada awalnya tidak dipedulikan Susno, namun kemudian ancaman pembunuhan tsb dalam waktu singkat masuk semakin banyak.

Dua di antara ancaman pembunuhan tsb yang berasal dari nomor 08788304XXX berbunyi sbb: “Sekali lagi kamu berani buka terhadap media maka nyawamu gentayangan. Jangan tanya cucu kesayanganmu.”

SMS lainnya yang juga bernada ancaman pembunuhan berbunyi sbb: “Sekali lagi tampil di media, mampus kau ! Saya tahu cara cepat.Kami tahu habisi kau !”

Barangkali masyarakat yang membaca berita ini akan bertanya-tanya: “Betapa tidak amannya negeri ini. Jika jendral bintang 3 saja bisa diancam dibunuh bagaimana dengan rakyat atau wong cilik ? Tentunya ancaman ini berasal dari pihak tertentu yang merasa memiliki power yang lebih dari jendral bintang 3 seperti Komjen Susno Duadji, mantan Kabareskrim, yang saat ini masih menjadi jendral bintang 3 aktif non jabatan.

Seperti telah diberitakan bahwa Susno baru-baru ini menjadi saksi meringankan dalam persidangan kasus Antasari. Kesaksian tsb selain dianggap oleh mabes polri sebagai pelanggaran kode etik profesi, oleh banyak kalangan dinilai sebagai membuka boro-borok di tubuh polri. Tentu saja masyarakat akan menghubungkan ancaman pembunuhan tsb dengan kesaksian Susno dipersidangan tsb.

Jika kita simak lagi kalimat ancaman pembunuhan terhadap Susno tsb, maka ancaman tsb terkesan BERNADA KETAKUTAN jika Susno memberikan pernyataan yang menyudutkan polri di berbagai Media. Seperti telah diberitakan, salah satu yang diungkapkan Susno dalam kesaksiannya adalah bahwa ia sebagai Kabareskrim tidak dilibatkan dalam penanganan kasus Antasari, tapi sepertinya ia harus memikul tanggung jawab dalam penanganan kasus tsb.

Sehubungan dengan kesaksian Susno dipersidangan Antasari, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) kepada Detik.com:7/1/10, memberikan tanggapan kepada bahwa kesaksian Susno bisa memunculkan 2 hal:

Pertama, kesaksian Susno tsbi bisa saja memunculkan kesan balas dendam. Kesan balas dendam itu bisa saja muncul karena Susno dicopot sebagai Kabareskrim. Belum lagi Susno kini menjadi jenderal bintang tiga yang tidak memiliki jabatan.

Ke dua, jika kesaksian Susno tsb faktual objektif dan kalau memang apa yang disampaikan betul, hal Itu MEMBUKA borok Polri. Keterbukaan mulai jalan di dalam Polri. Jadi kalau konteks memperbaiki Polri dari dalam, ITU BAGUS, tapi kalau fitnah itu tidak dibenarkan.

Sebetulnya jika lawan-lawan Susno itu cerdik, tentu mereka akan memainkan isu bahwa kesaksian Susno dipersidangan tsb tidak benar dan hanya merupakan pelampiasan sakit hati Susno karena dicopot sebagai Kabareskrim dan kemudian menjadi jendral bintang 3 yang tidak punya jabatan. Kenyataan berkata lain. Setelah rumahnya didatangi Densus 88 dan supir, ajudan, serta pengawalnya ditarik, kini Susno harus menghadapi ancaman pembunuhan.

Apakah Susno merasa takut dengan ancaman tsb ? Tampaknya Susno tetap tenang dan senyum-senyum saja. Akan tetapi karena keluarganya ketakutan kabarnya Susno telah mengungsikan keluarganya itu ke tempat yang dianggapnya lebih aman. (hati-hati pak, mungkin ada yang menguntit)

Ketenangan Susno tentu tidak disebabkan semata-mata karena keberanian seorang jendral bintang 3. Susno sadar betul bahwa kesaksiannya di persidangan Antasari sudah mulai membuahkan hasil. Ternyata kesaksiannya dipersidangan tsb sudah mulai mendatangkan ketakutan terhadap pihak tertentu yang takut jika borok-borok di Polri dibuka Susno di berbagai media.

Jika ada penulis yang mengatakan bahwa Susno adalah pemain kartu truf yang cerdik, saya yakin pendapat itu benar. Juga tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa Susno saat ini sudah berubah dari buaya menjadi cicak, bahkan lebih dari itu kini ia adalah cicak yang berani dan cerdik. Tampaknya Susno sudah banyak merenung pasca kasus konflik Polri (buaya) dan KPK (cicak).

Terlepas dari semua masalah tsb, tentu masyarakat mengharapkan kalau Susno kali ini berada di pihak yang benar dan semoga dia tetap konsisten untuk membuka borok-borok di tubuh Polri seperti yang dikatakan Kompolnas.



Artikel Yang Berhubungan



0 comments: