Thursday, 28 January 2010
Pilihan diet sangat beragam. Anda bisa saja melakukan diet rendah lemak, rendah karbohidrat atau tinggi protein. Tetapi yang penting dari semua diet adalah penghitungan kalori yang tepat.
Menurut studi terbaru, semua jenis diet bisa menghasilkan berat badan ideal asal membatasi jumlah kalori yang masuk dalam tubuh.
Sebelumnya kita sering mendengar, kunci untuk menurunkan berat badan adalah diet rendah karbohidrat. Bahkan diet tersebut dikatakan lebih efektif dibandingkan dengan diet rendah lemak.
Tapi sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat selama dua tahun menemukan bahwa yang terpenting adalah seberapa besar kalori yang masuk dan keluar.
"Rahasianya bukan pada diet rendah lemak atau karbohidrat," kata Dr. Elizabeth Nabel, Kepala peneliti dari National Heart, Lung and Blood Institute. "Tetapi, dengan membatasi konsumsi kalori lalu membakarnya dengan berolahrga."
Hasil penelitian tersebut diterbitkan Kamis, 26 Februari 2009, di New England Journal of Medicine, oleh Harvard School of Public Health dan Pennington Biomedical Research Center di Louisiana, AS.
Penelitian dilakukan pada 811 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan. Tiap responden memiliki kandungan lemak, protein dan karbohidrat yang berbeda. Para responden diharuskan mengurangi 750 kalori per hari dan berolahraga selama 90 menit setiap minggu.
Selama melakukan program tersebut, responden tetap mengonsumsi produk susu dan daging. Mereka juga harus selalu bertemu dengan ahli gizi untuk memantau perkembangan diet. Hasilnya, rata-rata para responden berhasil mengurangi 6,5 kg dalam waktu enam bulan. Dalam waktu dua tahun mereka bisa mendapatkan berat badan yang ideal.
Tapi tidak semua responden memperoleh hasil itu.Responden yang lebih sering datang ke ahli gizi mendapatkan hasil yang lebih baik.
Menurut salah satu peneliti, Dr. Frank Sacks, rutin menemui ahli gizi membuat program diet mereka dipantau secara berkelanjutan dan kandungan kalori dalam makanannya dibatasi.
"Mereka harus lebih fokus terhadap kandungan kalori dalam makan yang dikonsumsi," kata Sacks.
Tetapi beberapa peneliti lain ragu para responden tetap bisa menjaga berat badan mereka jika sudah tidak lagi dalam pantauan ahli gizi.
"Meskipun para responden memiliki motivasi tinggi, saat mereka lepas dari ahli gizi akan sulit mempertahankan berat badan mereka," kata Martijn Katan dari Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda.
Sumber VIVAnews
0 comments:
Post a Comment