Saturday 20 February 2010

Beberapa ilmuwan Yunani baru-baru ini menyerukan kajian lebih lanjut mengenai keamanan rokok elektronik, dan mengatakan pengetahuan ilmiah mengenai benda itu “sangat terbatas”.

Rokok elektronik, atau yang dikenal dengan sebutan e-cigarette, pertama kali dibuat di China dan dijual kebanyakan melalui Internet.

Rokok itu adalah peralatan yang bertenaga baterei yang mengeluarkan “hembusan” atau asap nikotin yang tak berbahaya ke dalam paru-paru dan dimaksudkan untuk menggantikan rokok normal serta membantu perokok menghentikan kebiasaan mereka.

Produk tersebut menjadi pusat pergolakan hukum di Amerika Serikat antara pembuatnya dan Badan Obat dan Makanan AS (FDA), yang mengatur obat dan ingin menghentikan rokok elektronik diimpor ke AS.

FDA, yang melakukan penelitian mengenai rokok elektronik itu, telah menyampaikan keprihatinan mengenai keamanannya, dan beberapa tim dari Yunani serta Selandia Baru juga telah melakukan kajian mengenai rokok elektronik tersebut.

Tetapi penafsiran dari ketiga laporan itu beragam. Kajian Selandia Baru menyatakan rokok elektronik mesti disarankan karena lebih aman ketimbang rokok tembakau, dan studi Yunani berbicara mengenai sikap yang lebih netral.

“Keterangan terbatas yang diberikan di dalam ketiga laporan ini merupakan semua pengetahuan yang saat ini kami miliki mengenai e-cigarette,” tulis Andreas Flouris dan Dimitris Oikonomou, dari Institute of Human Performance and Rehabilitation di Yunani, di British Medical Journal.

“Ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa pergolakan antara FDA dan pembuat rokok elektronik telah berlangsung demikian sengit,” katanya.

Seorang hakim AS pekan lalu mengeluarkan putusan yang melarang pemerintah Presiden AS Barack Obama berusaha melarang import rokok elektronik, dan mengatakan tindakan itu adalah bagian dari “upaya agresif” oleh FDA untuk mengatur “produk tembakau untuk kesenangan”.

Tembakau adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah di dunia, dan menewaskan lebih dari 5 juta orang per tahun. Satu laporan oleh Yayasan Paru-Paru Dunia, Agustus lalu, menyatakan merokok dapat membunuh satu miliar orang pada abad ini jika kecenderungan itu berlanjut.

Flouris dan Oikonomou mengatakan meskipun “strategi merokok pilihan selalu disambut baik dalam upaya mengurangi ancaman terhadap kesehatan masyarakat” yang disebabkan oleh tembakau, keamanan juga penting.

“Analisis kimia yang lebih aktif diperlukan, lalu diikuti oleh penelitian luas yang melibatkan kajian terhadap hewan dan, akhirnya, percobaan klinik pada manusia,” tulis mereka.


London–
ant/isw

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: