Friday 6 November 2009

Sebanyak 116 siswa SDN 3 Tanjung, Kecamatan Juwiring Klaten, selama tujuh bulan terakhir terpaksa belajar di rumah warga setempat menyusul belum selesainya proses rehabilitasi dan rekonstruksi gedung SD mereka setelah terkena gempa tiga tahun silam.


Dengan kondisi yang penuh keterbatasan ini, praktis Kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi kurang lancar. Kepala SDN 3 Tanjung, Teguh Haryanto mengatakan belum selesainya rehabilitasi dan rekonstruksi itu dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan oleh PT Anisa Putri Ragil Jakarta terbengkalai.
Teguh menuturkan, PMI Provinsi Jateng merupakan pihak yang membantu rehabilitasi dan rekonstruksi SDN 3 Tanjung pascagempa 2006. ”Sejak akhir Maret lalu sampai sekarang, pembangunan SDN 3 Tanjung belum dilanjutkan lagi. Rehab dan rekon pasca gempa belum selesai. Kontraktor semula adalah PT Anisa Putri Ragil Jakarta tapi oleh PMI sudah diputus karena pembangunan terbengkalai. Saya sudah mendapatkan SMS dari Pak Imam selaku Ketua PMI Provinsi Jateng yang bilang baru mencarikan kontraktor,” terang Teguh saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (5/11).
Menurut Teguh, pembangunan sekolah yang belum selesai itu membuat KBM menjadi kurang lancar. Teguh mengaku sangat berterima kasih kepada warga karena sudah mengizinkan siswa-siswanya belajar di tempat tinggal mereka. Pihaknya hanya membayar untuk uang listrik. ”Tidak ada istilah sewa menyewa dalam pemakaian ruang kelas sementara. Penduduk sudah mengizinkan tempatnya di pakai untuk belajar anak-anak.” Ditemui terpisah, salah satu warga yang rumahnya untuk KBM, Sadi Raharjo, 40, menyatakan tidak keberatan jika sebagian ruangan di kediamannya dipakai untuk belajar anak-anak. Sadi menuturkan, apa yang diperbuatnya itu sebagai bentuk kepedulian kepada keluarga besar SDN 3 Tanjung yang bangunan sekolahnya belum selesai. - Oleh : Nadhiroh

Solopos

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: