Thursday, 5 November 2009
Meski sudah memasuki musim penghujan, 367.630 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan masih mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Hal ini disebabkan kemarau panjang, sehingga sumur-sumur dangkal milik warga mengering sejak enam bulan silam.
Situasi ini memaksa warga yang berdiam di wilayah-wilayah rawan air bersih, ngangsu dari mata air yang berjarak ratusan bahkan hingga dua kilometer dari permukiman.
Berdasarkan data Lembaga Bakti Kemanusiaan Umat Beragama (LBKUB), sebanyak 367.630 jiwa yang tersebar di Kecamatan Selo, Musuk, Andong, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi, Simo dan Karanggede masih mengalami kesulitan mendapat air bersih. “Warga harus bertahan dengan cara mereka sendiri,” kata Ketua LBKUB, Subekan, Kamis (5/11).
Menurut Subekan, kemarau tahun ini lebih panjang dibanding kemarau pada beberapa tahun silam. Musim penghujan juga sulit diprediksi. Hal ini lantaran terdapat gejala anomali iklim berupa pergeseran waktu hujan.
Lebih lanjut Subekan menguraikan, kemarau tidak hanya menyulitkan masyarakat memeroleh pasokan air bersih, aktivitas pertanian pun terancam gagal.
Pantauan Espos di Kecamatan Juwangi dua pekan lalu, sebagian besar warga di wilayah Boyolali bagian utara itu masih kesulitan mendapatkan air. Guna mendapat air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK), mereka harus ngangsu dari sebuah mata air yang berjarak sekitar dua kilometer dari permukiman.
Distribusikan air
Sementara sebagian warga, terpaksa harus menggali dasar sungai yang mengering menjadi sebuah ceruk berkedalaman sekitar 1,5 meter. Setelah memancarkan air, warga kemudian mengais menggunakan siwur (alat bantu terbuat dari batok buah kelapa).
Situasi seperti ini mudah ditemui di Desa Jerukan dan Ngaren. Setiap pagi dan sore hari warga berbondong-bondong mendatangi ceruk untuk ngangsu air.
Sementara Kabag Kesejahteraan Rakyat Pemkab Boyolali, Taqrir mengatakan, pihaknya masih mendistribusikan bantuan air bersih untuk warga yang berada di wilayah rawan air, meski sudah masuk musim penghujan.
Pengiriman bantuan air bersih dilakukan Pemkab Boyolali dibantu Badan Koordinator Wilayah II Surakarta. Taqrir mengatakan, bantuan baru akan dihentikan jika masyarakat sudah tidak membutuhkan distribusi air bersih.
Wilayah dan jumlah jiwa rawan air bersih
Kecamatan Luas Wilayah (km) Jumlah Penduduk (jiwa)
Selo 56,0780 26.844
Musuk 65,0410 60.244
Andong 54,5280 61.479
Kemusu 99,0840 46.076
Wonosegoro 92,9980 54.185
Juwangi 79,9940 34.816
Simo 48,0400 43.431
Karanggede 41,7560 40.555
Sumber: LBKUB Boyolali
Solopos
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
0 comments:
Post a Comment