Friday, 6 November 2009
PBB pada Kamis (5/11), menyatakan bakal menarik sementara separuh stafnya keluar dari Afghanistan serta mengancam akan menarik penuh seluruh stafnya yang berjumlah sekitar 1.100 personel secara permanen negara tersebut.
Keputusan ini dilakukan atas alasan memburuknya situasi keamanan di negeri itu. Juru bicara PBB Aleem Siddique menyatakan, PBB akan merelokasi sekitar 600 dari lebih kurang 1.100 orang staf asingnya. Sebagian di antaranya akan dipindahkan ke berbagai tempat yang dinilai lebih aman di Afghanistan, sementara yang lainnya akan dikeluarkan dari Afghanistan untuk sementara waktu.
Meski menarik keluar banyak staf, PBB menjamin operasi mereka di Afghanistan takkan terganggu. ”Kami melakukan apa pun yang perlu untuk meminimalkan gangguan pada pekerjaan kami selama periode ini,” ujar utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Kai Eide dalam jumpa pers di Kabul. Disebutkannya, sejumlah staf PBB akan direlokasi ke fasilitas yang ada di Dubai, yang disebutnya ”masih di dalam wilayah cakupan misi.”
Konsolidasi
Sementara Aleem Siddique menyatakan staf PBB akan kembali ke Afghanistan dalam waktu tiga sampai empat pekan lagi jika sudah ada pergantian sistem pengaturan keamanan. ”Akan ada konsolidasi staf. Saat ini kami punya 93 wisma tamu di Kabul dan akan ada konsolidasi atas wisma-wisma itu sehingga kami bisa menyediakan pengamanan yang lebih baik,” katanya.
Di sisi lain, tindakan PBB menarik keluar stafnya ini dinilai bakal menyulitkan strategi Presiden AS Barack Obama yang ingin agar penambahan pasukan militer asing di Afghanistan diimbangi dengan peningkatan upaya bantuan kemanusiaan dari lembaga-lembaga sipil. Dalam beberapa pekan ke depan, Obama bakal memutuskan apakah bakal memenuhi permintaan dari panglima pasukannya di Afghanistan mengenai penambahan personel militer hingga puluhan ribu orang.
PBB selama ini berperan sangat penting dalam membantu penyelenggaraan Pemilu presiden dan legislatif Agustus lalu. Berbagai badan PBB juga berperan sangat aktif dalam menggelar berbagai program bantuan kemanusiaan seperti di bidang kesehatan dan pendidikan.
PBB kemarin juga memperingatkan pemerintahan Presiden Hamid Karzai yang baru terpilih kembali agar menyingkirkan semua pengaruh buruk, baik dari korupsi maupun hubungan dengan para panglima perang. ”Kami tak bisa lagi menoleransi kondisi di mana para panglima perang dan makelar politik memainkan agenda mereka sendiri,” tegas utusan khusus PBB Kai Eide. - Oleh : bas/Rtr
Solopos
Artikel Yang Berhubungan
Labels: Berita
0 comments:
Post a Comment