Wednesday, 11 November 2009

Ketika polisi harus bertasbih

Kasus perseteruan antara lembaga negara yaitu instansi kepolisian dan instansi KPK, atau yang lebih terkenal dengan sebutan peperangan antara buaya dan cecak ini semakin meruncing ketika polisi memperkarakan bibit dan candra dalam kasus korupsi yang membawa nama Anggoro tersebut, namun upaya polisi itu akhirnya termentahkan dan digagalkan oleh pemutaran rekaman hasil penyadapan telepon anggodo yang di floorkan oleh ketua MK Mahfus MD. Karena menurut hasil rekaman itu Aliran dana suap Anggoro akan berhenti hamya sampai pada Ary dan yulianto yang sekarang masih buron dimana yulianto sendiri disebut sebut sebagai kakak ipar Susno kepala Kabareskrim polri.

Belum habis berita itu dibahas, kasus lain kembali muncul menampar kepolisian adalah kesaksian Wilardi Wizard pada sidang kasus Antasari yang mengatakan bahwa ada sebuah rekayasa yang disusun oleh polri untuk kasus Antasari, dengan target utamanya dan menghancurkan KPK pada khususnya.

Bahkan WW berani bersumpah di depan majelis hakim bahwa yang ia katakan adalah yang sebenarnya dan ia telah mencabut BAP yang dikemukakannya di kepolisian, dan apa yang dikemukakan WW ini juga diperkuat oleh pernyataan istrinya yang katanya turut menjadi saksi mendengar percakapan antara suaminya dengan oknum polisi.
Memang ini baru merupakan pengakuan sepihak dari pihak kepolisian sendiri langsung menanggapinya dengan mengatakan kesaksian WW tak ada kaitannya dengan proses penangkapan Antasari dan mendudukannya sebagai tersangka, bahkan mereka menayangkan filem bahwa proses pemeriksaan BAP yang dilakukan terkesan santai tanpa ada pemaksaan.

Agaknya persoalan yang diawali oleh ego masing masing lembaga ini agaknya perlu mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah khususnya SBY, yang terkesan lamban dalam menangani kasus perkasus ini.

Sangat menyolok sekali terlihat nafsu dan ambisi polisi untuk menghabisi KPK, apakah semua yang diungkap adalah benar atau tidak namun ada suatu “rekayasa” di balik sebuah scenario besar, tampaknya hal ini perlu dibuktikan lebih lanjut, tapi yang jelas saat ini Kepolisian harus lebih merutinkan melafalkan tasbih dalam sehari harinya agar terhindar dari kemelut panjang ini, atau memang ini sudah disepakati apapun resikonya yang terjadi ?

Yang menjadi pertanyaan apakah ada Dalang intelektual yang berada dibalik semua ini ?

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: