Wednesday, 11 November 2009

Keberadaan pangkalan militer Amerika Selatan di Jepang dinilai juga demi kepentingan negara Matahari Terbit itu dan bakal terus berlanjut. Demikian bunyi siaran pers Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Selasa (10/11).


Keberadaan pangkalan militer AS di Jepang sendiri saat ini tengah memicu protes dari rakyat Jepang. Pemerintah baru Tokyo di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Yukio Hatoyama yang baru terpilih, juga tengah meninjau kembali kesepakatan militer antara kedua negara.
Obama mengatakan, dia bisa memahami pemerintahan Hatoyama yang ingin meninjau kembali aspek-aspek persetujuan keamanan mereka. Mengingat PM Hatoyama yang berasal dari aliansi kelompok kiri-tengah itu baru saja mengambil alih kekuasaan pada September lalu, setelah beberapa dasawarsa Jepang dikuasai kelompok konservatif.
”PM Hatoyama melakukan gerakan perubahan di Jepang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini menjadi gempa bumi politik di sana,” kata Obama kepada NHK dalam sebuah wawancara menjelang kunjungannya ke Tokyo pekan ini.
”Saya pikir itu adalah hal yang layak dilakukan pemerintah baru yang ingin menguji kembali bagaimana tindakannya ke depan, di dalam lingkungan baru mereka.”
Obama juga mengaku optimistis perjanjian antara kedua negara terkait penempatan pangkalan militer di Jepang bakal berlanjut. Pasalnya, menurut Obama perjanjian itu juga untuk menjamin kepentingan Jepang ke depan. Di lain pihak, Pemerintah Hatoyama mengatakan, pihaknya juga telah meninjau kembali perjanjian yang ditandatangani pada 2006 antara AS dengan pemerintahan konservatif Jepang. Menurut perjanjian tersebut, AS akan membangun satu lagi pangkalan militer di pulau selatan Okinawa. Warga setempat sendiri menolak kehadiran militer AS, bahkan pada Minggu (8/11) lalu menggelar aksi yang diikuti ribuan warga. - Oleh : nap/Ant

Solopos

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: