Saturday, 21 November 2009

Mobil-mobil hybrid ketika melaju dalam kecepatan rendah biasanya menggunakan motor listriknya, mobil pun menjadi nyaris tidak bersuara. Tak jarang ketika mobil dalam kecepatan rendah, mobil hybrid seperti menjadi musuh bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.


Data yang dirilis dari Badan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Nasional atau National Highway Transportation Safety Administration (NHTSA), sebuah badan resmi pemerintah AS menyebutkan bahwa mobil hybrid ternyata memiliki potensi kecelakaan dengan pejalan kaki atau pengendara sepeda lebih tinggi daripada mobil konvensional.

Seperti dilansir situs resmi NHTSA, Senin (9/11/2009) 77 dari 8.387 mobil hybrid (atau 9 persen) mengalami kecelakaan dengan pejalan kaki. Sementara mobil konvensional, 3.578 dari 559.703 (atau 6 persen) yang mengalami kecelakaan dengan pejalan kaki.

Sedangkan untuk pengendara sepeda, tingkat kecelakaan yang terjadi sebanyak 48 kejadian (atau hampir 6 persen), sedangkan mobil konvensional hanya 1.862 ( atau 3 persen).

Mobil hybrid memiliki tingkat kecelakaan dua kali lebih tinggi. Kecelakaan tersebut terjadi biasanya pada saat kecepatan rendah, seperti memarkir atau mundur, dimana pada kondisi tersebut, biasanya hanya motor listrik yang bekerja, sehingga tidak menghasilkan suara.

Pada tahun 2007, ada 70.000 pejalan kaki terluka dan 4.654 meninggal akibat kecelakaan. Sehingga, sejumlah organisasi, termasuk Federasi Nasional Tunanetra, mendorong pembentukan undang-undang yang mewajibkan semua kendaraan hybrid dan listrik untuk mengeluarkan suara.

Oleh karena itu, demi meminimalisir tingkat kecelakaan tersebut, baik pengendara maupun pejalan kaki diminta untuk lebih waspada.

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: