Thursday 5 November 2009

Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali untuk merelokasi ratusan pedagang oprokan di Pasar Karanggede dinilai gagal.

Hampir 90% pedagang oprokan yang mangkal di depan pasar tersebut hingga kini masih enggan masuk ke dalam pasar meskipun Pemkab setempat telah menyediakan los-los di dalam pasar.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Boyolali, Eka Wardaya mengemukakan pembangunan los dalam Pasar Karanggede yang telah menelan anggaran senilai Rp 571 juta tersebut sia-sia lantaran hingga kini sebagian besar los yang ada belum juga ditempati. Sementara keberadaan pedagang oprokan yang berjualan di tepi jalan, selain mengganggu lalu lintas, juga dianggap mengganggu ketertiban pasar.
”Kami sudah melakukan Sidak (inspeksi mendadak-red) ke lapangan. Dan hasilnya, hampir 90% los yang dibangun pada tahun 2007 lalu, sampai kini masih kosong,” ujar Eka kepada wartawan di Boyolali, Kamis (5/11).
Eka mengungkapkan masih kosongnya los pasar tersebut disebabkan pedagang oprokan enggan masuk ke dalam pasar dengan dalih khawatir dagangan mereka tidak laku. Sehingga sampai saat ini, lanjutnya, para pedagang oprokan tersebut masih menempati depan pasar.
“Untuk itu, kami mempertanyakan bagaimana perencanaan dinas terkait selaku pengguna anggaran, sehingga sampai saat ini los-los tersebut belum terisi. Hal tersebut juga harus dikaji ulang, khususnya mengenai perencanaannya dulu bagaimana,” tuturnya.
Sementara itu, UPTD Pasar Umum Karanggede, Sidik Nugroho mengatakan pembangunan yang dilakukan pada tahun 2007 lalu terdiri dari 13 los dengan 133 petak. Diakui Sidik, sebagian besar pedagang oprokan enggan masuk ke dalam lantaran tidak semua pedagang oprokan ditempatkan di dalam.
“Relokasi kemarin memang hanya ditujukan kepada pedagang oprokan yang ada di depan pasar, sedangkan untuk pedagang oprokan yang di sebelah timur belum tersentuh, akibatnya pedagang yang di depan juga enggan pindah,” terangnya. - Oleh : sry

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: