Wednesday, 4 November 2009

Chandra bakal dibunuh di tahanan

Salah satu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif yang ditahan Polri, Chandra M Hamzah, diancam akan dihabisi dipenjara. Hal ini terungkap dalam rekaman dugaan kriminalisasi pimpinan KPK, yang diputar di sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (3/11).

Dalam rekaman itu, Anggodo Widjojo merasa senang ketika Chandra dan Bibit dijadikan tersangka dan ditahan. Adik buron kasus korupsi KPK Anggoro Widjojo itu pun memuji Truno 3 yang diduga adalah Susno Duaji.

”Ternyata Truno 3 komitmennya tinggi sama saya,” katanya dalam percakapan dengan seorang pria. Si lelaki yang diajak berbicara Anggodo pun menanyakan status Chandra dan Bibit. ”Saiki (sekarang) nonaktif,” jawab Anggodo.
Bahkan sempat ada ancaman akan menghabisi Chandra.
”Sesuk nek Chandra dilebokno, malah tak pateni neng njero (besuk kalau Chandra dimasukkan ke tahanan, malah akan kuhabisi di dalam),” kata salah satu orang dalam perbincangan itu.
”Aku yo musuhan (aku juga bermusuhan). Yang jelas pengkhianatan bukan dari kita,” lanjutnya.
Pengacara Chandra meminta perlindungan terhadap kliennya. ”Karena tadi jelas ada ancaman bunuh terhadap Chandra. Kami perlu menyampaikan kepada MK, Chandra harus dilindungi atau ditempatkan di tempat yang aman. Ini sudah mengancam nyawa orang,” kata Bambang dengan nada bergetar.
Ketua MK Mahfud MD yang memimpin sidang juga membenarkan adanya ancaman terhadap Chandra. ”Tadi kan disebut, kalau Chandra masuk tak pateni (kalau Chandra masuk tahanan akan dibunuh-Red),” ujar dia. Tentang ancaman itu, Mahfud MD mengatakan bahwa hal ini sudah kasus pidana. ”Tanpa MK mengatakan hal ini, saya kira Polri sudah mendengar. Karena banyak intel juga di ruangan ini,” ujar Mahfud.
Menanggapi ancaman ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar Menko Polhukam Marsekal (Purn) Djoko Suyanto dan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) menjaga keamanan Chandra maupun Bibit Samad Rianto.
”Saya pernah mendengar, Presiden meminta kepada Menko Polhukam agar berkoordinasi dengan Kapolri untuk menjaga keamanan Pak Bibit dan Pak Chandra,” kata Sekretaris TPF yang juga staf ahli Presiden SBY bidang hukum Denny Indrayana. - Oleh : dtc

Artikel Yang Berhubungan



0 comments: